Provinsi Bali

Provinsi Bali

Provinsi Bali

Peneliti

Agni Yoga Nugraha

Editor

Praja Firdaus Nuryananda

Kota & Kabupaten

(1)

:

Selain memilih gubernur untuk Bali, kamu juga harus memilih bupati atau wali kota, tergantung pada daerah di KTPmu. Pelajari daerahmu di Pilkada 101 untuk tahu kota/kabupatenmu.

Selain memilih gubernur untuk Bali, kamu juga harus memilih bupati atau wali kota, tergantung pada daerah di KTPmu. Pelajari daerahmu di Pilkada 101 untuk tahu kota/kabupatenmu.

Calon Pasangan Kandidat

(2)

:

no.1

Made Muliawan Arya & Putu Agus

Made Muliawan Arya & Putu Agus

Koalisi Kim Plus

Koalisi Kim Plus

no.2

Wayan Koster & I Nyoman Giri

Wayan Koster & I Nyoman Giri

KOALISI PARTAI

Koalisi Petahana

Koalisi Petahana

Profil daerah

PERMASALAHAN DAERAH

BACA LAINNYA

🗺️ Profil Daerah

🗺️ Profil Daerah

Tentang Daerah

Bali adalah pusat pariwisata internasional di Indonesia, terkenal dengan pantai-pantainya, seni, dan budayanya. Denpasar sebagai ibu kota provinsi menjadi gerbang utama bagi para wisatawan yang datang ke pulau ini.

Jumlah Penduduk

± 4,4 Juta

Luas

5.780 km²

Kabupaten

8

Kota

1

ANGKA PENGANGGURAN (FEB 2024)

1,87 %

-1.86

UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR 2024)

Rp 2,81 Juta

Total Aktivitas ekonomi daerah (pdrb)

± Rp 274 Triliun

SEKTOR PENDORONG EKONOMI (2023)

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Rp 55 Triliun

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/

Rp 38 Triliun

Konstruksi

Rp 27 Triliun

Tentang Daerah

Bali adalah pusat pariwisata internasional di Indonesia, terkenal dengan pantai-pantainya, seni, dan budayanya. Denpasar sebagai ibu kota provinsi menjadi gerbang utama bagi para wisatawan yang datang ke pulau ini.

Jumlah Penduduk

± 4,4 Juta

Luas

5.780 km²

Kabupaten

8

Kota

1

ANGKA PENGANGGURAN (FEB 2024)

1,87 %

-1.86

UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR 2024)

Rp 2,81 Juta

Total Aktivitas ekonomi daerah (pdrb)

± Rp 274 Triliun

SEKTOR PENDORONG EKONOMI (2023)

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Rp 55 Triliun

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/

Rp 38 Triliun

Konstruksi

Rp 27 Triliun

Tentang Daerah

Bali adalah pusat pariwisata internasional di Indonesia, terkenal dengan pantai-pantainya, seni, dan budayanya. Denpasar sebagai ibu kota provinsi menjadi gerbang utama bagi para wisatawan yang datang ke pulau ini.

Jumlah Penduduk

± 4,4 Juta

Luas

5.780 km²

Kabupaten

8

Kota

1

ANGKA PENGANGGURAN (FEB 2024)

1,87 %

-1.86

UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR 2024)

Rp 2,81 Juta

Total Aktivitas ekonomi daerah (pdrb)

± Rp 274 Triliun

SEKTOR PENDORONG EKONOMI (2023)

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Rp 55 Triliun

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan/

Rp 38 Triliun

Konstruksi

Rp 27 Triliun

Keuangan Daerah

Keuangan Daerah

Keuangan Daerah

⚠️ Isu Sorotan Daerah

⚠️ Isu Sorotan Daerah

Diversifikasi Ekonomi

Ekonomi dan Kesejahteraan

Diversifikasi Ekonomi Untuk Ketahanan Ekonomi Daerah

Udah pada tau kan kalau Bali jadi tempat 'healing' yang populer untuk banyak orang? Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, ada 12 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Bali buat 'healing' di tahun 2018-2019. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa Bali jadi penyumbang 50% devisa negara pada sektor pariwisata, lho.


Tapi nih tapi, ketergantungan pada pariwisata membawa tantangan tersendiri bagi Bali. Ketika pandemi Covid-19 melanda, Bali mengalami kontraksi perekonomian hingga -9,31% di tahun 2020. Bali juga jadi provinsi yang paling terdampak pandemi, karena sektor pariwisata adalah sektor yang paling awal terimbas dan sektor yang paling belakangan untuk pulih. Nah, penting bagi Bali untuk melakukan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung pada pariwisata saja.


Diversifikasi ekonomi sendiri diartikan sebagai proses mengalihkan perekonomian yang awalnya dari satu sumber ke banyak sumber ekonomi. Pemprov Bali juga udah sadar kok ada kesenjangan perekonomian, udah ketulis di RPJMD Provinsi Bali 2018-2023. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali juga ikut berpendapat bahwa sektor pertanian, perikanan, perdagangan, dan industri pengolahan perlu dikembangkan potensinya agar perekonomian jadi inklusif dan berkelanjutan. Diversifikasi ekonomi bisa menjadi solusi untuk perekonomian yang lebih beragam dan mengurangi kerentanan terhadap guncangan eksternal.

Diversifikasi Ekonomi

Ekonomi dan Kesejahteraan

Diversifikasi Ekonomi Untuk Ketahanan Ekonomi Daerah

Udah pada tau kan kalau Bali jadi tempat 'healing' yang populer untuk banyak orang? Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, ada 12 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Bali buat 'healing' di tahun 2018-2019. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa Bali jadi penyumbang 50% devisa negara pada sektor pariwisata, lho.


Tapi nih tapi, ketergantungan pada pariwisata membawa tantangan tersendiri bagi Bali. Ketika pandemi Covid-19 melanda, Bali mengalami kontraksi perekonomian hingga -9,31% di tahun 2020. Bali juga jadi provinsi yang paling terdampak pandemi, karena sektor pariwisata adalah sektor yang paling awal terimbas dan sektor yang paling belakangan untuk pulih. Nah, penting bagi Bali untuk melakukan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung pada pariwisata saja.


Diversifikasi ekonomi sendiri diartikan sebagai proses mengalihkan perekonomian yang awalnya dari satu sumber ke banyak sumber ekonomi. Pemprov Bali juga udah sadar kok ada kesenjangan perekonomian, udah ketulis di RPJMD Provinsi Bali 2018-2023. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali juga ikut berpendapat bahwa sektor pertanian, perikanan, perdagangan, dan industri pengolahan perlu dikembangkan potensinya agar perekonomian jadi inklusif dan berkelanjutan. Diversifikasi ekonomi bisa menjadi solusi untuk perekonomian yang lebih beragam dan mengurangi kerentanan terhadap guncangan eksternal.

Diversifikasi Ekonomi

Ekonomi dan Kesejahteraan

Diversifikasi Ekonomi Untuk Ketahanan Ekonomi Daerah

Udah pada tau kan kalau Bali jadi tempat 'healing' yang populer untuk banyak orang? Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, ada 12 juta wisatawan mancanegara yang datang ke Bali buat 'healing' di tahun 2018-2019. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa Bali jadi penyumbang 50% devisa negara pada sektor pariwisata, lho.


Tapi nih tapi, ketergantungan pada pariwisata membawa tantangan tersendiri bagi Bali. Ketika pandemi Covid-19 melanda, Bali mengalami kontraksi perekonomian hingga -9,31% di tahun 2020. Bali juga jadi provinsi yang paling terdampak pandemi, karena sektor pariwisata adalah sektor yang paling awal terimbas dan sektor yang paling belakangan untuk pulih. Nah, penting bagi Bali untuk melakukan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung pada pariwisata saja.


Diversifikasi ekonomi sendiri diartikan sebagai proses mengalihkan perekonomian yang awalnya dari satu sumber ke banyak sumber ekonomi. Pemprov Bali juga udah sadar kok ada kesenjangan perekonomian, udah ketulis di RPJMD Provinsi Bali 2018-2023. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali juga ikut berpendapat bahwa sektor pertanian, perikanan, perdagangan, dan industri pengolahan perlu dikembangkan potensinya agar perekonomian jadi inklusif dan berkelanjutan. Diversifikasi ekonomi bisa menjadi solusi untuk perekonomian yang lebih beragam dan mengurangi kerentanan terhadap guncangan eksternal.

Kesenjangan Antar Daerah

Ekonomi dan Kesejahteraan

Pemerataan Perekonomian Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Selama ini memang Bali selatan selalu jadi area wisata favorit. Berdasarkan data kunjungan wisatawan di tahun 2019, wilayah Bali bagian selatan (Badung, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan) didatangi oleh 16 juta wisatawan. Jumlah ini tuh berbanding terbalik sama wilayah Bali bagian utara (Bangli, Buleleng, Jembrana, Karangasem, dan Klungkung) yang didatangi hanya 3.8 juta wisatawan.


Tahun 2023 kemarin, Bali jadi destinasi wisata yang ngalamin overtourism menurut World Travel & Tourism Council. Kalau dari data statistiknya dan menurut Kemenparekraf RI sih belum overtourism, tapi masalahnya ada di penyebaran konsentrasi yang terpusat di bagian selatan aja. Fenomena ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk utama turis yang berada di Kabupaten Badung, serta jumlah hotel, restoran, dan destinasi wisata yang lebih banyak dibandingkan wilayah lain.


Terpusatnya wisatawan di selatan ini bikin Bali lainnya mengalami ketimpangan dalam menikmati benefit ekonomi dari aktivitas pariwisata. Pemerintah Provinsi Bali udah berusaha agar wisatawan bisa tersebar ke wilayah lain dengan pembangunan berbagai infrastruktur penunjang pariwisata. Pemerintah Pusat juga ikut mengatasi masalah ini dengan menjadikan Bandara Bali Utara sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), tapi akhirnya ditunda karena perencanaan yang belum matang.


Masyarakat dan akademisi di Bali menyarankan agar pemerintah mengkaji ulang pengelolaan pariwisata dan pembangunan infrastruktur. Pemprov Bali tidak boleh hanya fokus pada sektor pariwisata di wilayah selatan saja, namun membangun pula sektor lain seperti pertanian yang menjadi potensi di wilayah utara.

Kesenjangan Antar Daerah

Kesenjangan Antar Daerah

Ekonomi dan Kesejahteraan

Pemerataan Perekonomian Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Selama ini memang Bali selatan selalu jadi area wisata favorit. Berdasarkan data kunjungan wisatawan di tahun 2019, wilayah Bali bagian selatan (Badung, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan) didatangi oleh 16 juta wisatawan. Jumlah ini tuh berbanding terbalik sama wilayah Bali bagian utara (Bangli, Buleleng, Jembrana, Karangasem, dan Klungkung) yang didatangi hanya 3.8 juta wisatawan.


Tahun 2023 kemarin, Bali jadi destinasi wisata yang ngalamin overtourism menurut World Travel & Tourism Council. Kalau dari data statistiknya dan menurut Kemenparekraf RI sih belum overtourism, tapi masalahnya ada di penyebaran konsentrasi yang terpusat di bagian selatan aja. Fenomena ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sebagai pintu masuk utama turis yang berada di Kabupaten Badung, serta jumlah hotel, restoran, dan destinasi wisata yang lebih banyak dibandingkan wilayah lain.


Terpusatnya wisatawan di selatan ini bikin Bali lainnya mengalami ketimpangan dalam menikmati benefit ekonomi dari aktivitas pariwisata. Pemerintah Provinsi Bali udah berusaha agar wisatawan bisa tersebar ke wilayah lain dengan pembangunan berbagai infrastruktur penunjang pariwisata. Pemerintah Pusat juga ikut mengatasi masalah ini dengan menjadikan Bandara Bali Utara sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), tapi akhirnya ditunda karena perencanaan yang belum matang.


Masyarakat dan akademisi di Bali menyarankan agar pemerintah mengkaji ulang pengelolaan pariwisata dan pembangunan infrastruktur. Pemprov Bali tidak boleh hanya fokus pada sektor pariwisata di wilayah selatan saja, namun membangun pula sektor lain seperti pertanian yang menjadi potensi di wilayah utara.

Fenomena WNA Nakal

Pariwisata

Fenomena WNA 'Nakal' di Bali

Pada Minggu, 9 Juni 2024, Damon Anthony seorang warga negara Inggris membawa kabur sebuah truk yang ia curi lalu mengendarainya secara ugal-ugalan menuju Bandara Ngurah Rai di Bali. Kejadian yang mirip seperti di game GTA ini berhenti ketika Damon menabrak kendaraan lain dan portal jalan tol. Damon pun akhirnya ditangkap oleh petugas bandara dan kepolisian setempat.


Kejadian tersebut hanya satu dari banyak peristiwa ulah WNA nakal di Bali. Mereka biasanya menyalahgunakan izin tinggal, melewati izin tinggal, melakukan tindakan kriminal, dan juga melanggar norma selama berlibur. Perbuatan WNA nakal lainnya yang sangat merugikan masyarakat lokal ialah menjadi pekerja ilegal menggunakan visa on arrival (VOA). Fenomena ini membuat masyarakat Bali harus bersaing dengan tenaga kerja asing di tanahnya sendiri.


Masyarakat Bali yang resah kerap nge-viral-in tingkah laku turis nakal ini melalui media sosial. Masyarakat melakukannya untuk mendapatkan perhatian dari pihak berwenang agar segera menindak para WNA nakal. Kemenkumham Bali mengatakan bahwa jumlah WNA yang di deportasi dari Bali terus meningkat setiap tahunnya dan kondisi ini sangat mengkhawatirkan.


Tokoh adat Bali menekankan perlunya sosialisasi kepada turis yang akan masuk ke Bali untuk bisa memiliki pemahaman terkait peraturan adat dan budaya untuk meminimalisir konflik antara wisatawan asing dan masyarakat lokal.

Fenomena WNA Nakal

Fenomena WNA Nakal

Pariwisata

Fenomena WNA 'Nakal' di Bali

Pada Minggu, 9 Juni 2024, Damon Anthony seorang warga negara Inggris membawa kabur sebuah truk yang ia curi lalu mengendarainya secara ugal-ugalan menuju Bandara Ngurah Rai di Bali. Kejadian yang mirip seperti di game GTA ini berhenti ketika Damon menabrak kendaraan lain dan portal jalan tol. Damon pun akhirnya ditangkap oleh petugas bandara dan kepolisian setempat.


Kejadian tersebut hanya satu dari banyak peristiwa ulah WNA nakal di Bali. Mereka biasanya menyalahgunakan izin tinggal, melewati izin tinggal, melakukan tindakan kriminal, dan juga melanggar norma selama berlibur. Perbuatan WNA nakal lainnya yang sangat merugikan masyarakat lokal ialah menjadi pekerja ilegal menggunakan visa on arrival (VOA). Fenomena ini membuat masyarakat Bali harus bersaing dengan tenaga kerja asing di tanahnya sendiri.


Masyarakat Bali yang resah kerap nge-viral-in tingkah laku turis nakal ini melalui media sosial. Masyarakat melakukannya untuk mendapatkan perhatian dari pihak berwenang agar segera menindak para WNA nakal. Kemenkumham Bali mengatakan bahwa jumlah WNA yang di deportasi dari Bali terus meningkat setiap tahunnya dan kondisi ini sangat mengkhawatirkan.


Tokoh adat Bali menekankan perlunya sosialisasi kepada turis yang akan masuk ke Bali untuk bisa memiliki pemahaman terkait peraturan adat dan budaya untuk meminimalisir konflik antara wisatawan asing dan masyarakat lokal.

Krisis Air Bersih

Iklim dan Lingkungan

Krisis Air Bersih

"Tourism in Bali is killing people", kata Dr. Stroma Cole, seorang dosen senior Geography and Environmental Management dari University of The West of England, setelah mempresentasikan hasil risetnya tentang krisis air di Bali. Cole menyimpulkan bahwa krisis air bersih di Bali akan terjadi di tahun 2020-2025 jika tidak ada tindakan aktif melakukan konservasi. Riset itu muncul 9 tahun lalu, dan bener aja saat ini Perumda Tirta Mangutama yang merupakan perusahaan daerah penyuplai air bersih di wilayah Badung mengatakan bahwa mereka kini kewalahan menyuplai air bersih.


Berdasarkan kesimpulan dokumen status daya dukung air Pulau Bali yang diterbitkan oleh Kementerian LHK dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali Nusra, diketahui bahwa Pulau Bali di proyeksikan akan mengalami kekurangan air bersih sejumlah 1051,91 liter/detik pada tahun 2025. Keadaan yang mengkhawatirkan ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu perubahan ikim dan eksploitasi air tanah yang berlebihan akibat tak terkendalinya pertumbuhan pariwisata.


IDEP Foundation menyampaikan bahwa 65% air di Bali digunakan untuk kebutuhan pelayanan pariwisata. Bali Hotel Association (BHA) menyampaikan bahwa hotel dengan tarif lebih dari US$ 440 mengkonsumsi air sebesar 4000 liter per orang, sedangkan asumsi kebutuhan air penduduk Bali ialah 183 liter per hari, artinya 20 kali lipat lebih banyak.


Udah kerja pemerintahnya? Pemprov Bali berusaha mengatasi permasalahan ini dengan penambahan infrastruktur air bersih dan sistem penyediaan air minum di beberapa daerah. Selain langkah tersebut, masyarakat adat mengusulkan untuk menjadikan sistem subak yang merupakan kearifan lokal sejak abad ke-10 bisa menjadi solusi untuk mengelola air.

Krisis Air Bersih

Krisis Air Bersih

Iklim dan Lingkungan

Krisis Air Bersih

"Tourism in Bali is killing people", kata Dr. Stroma Cole, seorang dosen senior Geography and Environmental Management dari University of The West of England, setelah mempresentasikan hasil risetnya tentang krisis air di Bali. Cole menyimpulkan bahwa krisis air bersih di Bali akan terjadi di tahun 2020-2025 jika tidak ada tindakan aktif melakukan konservasi. Riset itu muncul 9 tahun lalu, dan bener aja saat ini Perumda Tirta Mangutama yang merupakan perusahaan daerah penyuplai air bersih di wilayah Badung mengatakan bahwa mereka kini kewalahan menyuplai air bersih.


Berdasarkan kesimpulan dokumen status daya dukung air Pulau Bali yang diterbitkan oleh Kementerian LHK dan Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali Nusra, diketahui bahwa Pulau Bali di proyeksikan akan mengalami kekurangan air bersih sejumlah 1051,91 liter/detik pada tahun 2025. Keadaan yang mengkhawatirkan ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu perubahan ikim dan eksploitasi air tanah yang berlebihan akibat tak terkendalinya pertumbuhan pariwisata.


IDEP Foundation menyampaikan bahwa 65% air di Bali digunakan untuk kebutuhan pelayanan pariwisata. Bali Hotel Association (BHA) menyampaikan bahwa hotel dengan tarif lebih dari US$ 440 mengkonsumsi air sebesar 4000 liter per orang, sedangkan asumsi kebutuhan air penduduk Bali ialah 183 liter per hari, artinya 20 kali lipat lebih banyak.


Udah kerja pemerintahnya? Pemprov Bali berusaha mengatasi permasalahan ini dengan penambahan infrastruktur air bersih dan sistem penyediaan air minum di beberapa daerah. Selain langkah tersebut, masyarakat adat mengusulkan untuk menjadikan sistem subak yang merupakan kearifan lokal sejak abad ke-10 bisa menjadi solusi untuk mengelola air.

Transportasi Umum

Infrastruktur

Tata Kelola Transportasi Darat yang Buruk Sehingga Kemacetan Semakin Parah

"Niatnya mau healing ke Canggu, eh malah pusing kena macet". Semeton pasti udah sering ngalamin hal kaya gitu dan akhirnya milih buat rebahan aja di rumah. Huft, Bali emang makin macet aja sekarang, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah kendaraan bermotor di tahun 2021 ada 4,5 juta kendaraan, terus naik di tahun 2022 jadi 4,7 juta kendaraan dan terakhir di tahun 2023 jadi 5 juta kendaraan. Artinya tiap tahun ada lebih dari 200.000 kendaraan baru sedangkan jumlah ruas jalan di Bali dari tahun 2021-2023 cuman bertambah 17 km.


Pemerintah Provinsi Bali sudah menyediakan transportasi publik berupa Bus Trans Metro Dewata dan Trans Sarbagita agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum. Namun menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia MTI Bali, perkembangan transportasi publik di Bali berjalan lambat karena jumlah trayek yang terbatas sehingga jangkauannya terbatas. Terbaru, Pemprov Bali mau bikin MRT (Mass Rapid Transit) buat ngatasin kemacetan dan groundbreaking proyek ini dilaksanakan pada September 2024.


Pemprov Bali mengaku kalo belum optimalnya kapasitas infrastruktur transportasi publik ini akibat dari banyak faktor, yaitu pesatnya perkembangan pariwisata, masyarakat yang kurang menggemari transportasi publik, dan kemudahan kepemilikan kendaraan pribadi. Sejauh ini, pemerintah bakal terus melakukan perbaikan terkait aksesibilitas dan layanan dari transportasi umum yang sudah ada.

Transportasi Umum

Transportasi Umum

Infrastruktur

Tata Kelola Transportasi Darat yang Buruk Sehingga Kemacetan Semakin Parah

"Niatnya mau healing ke Canggu, eh malah pusing kena macet". Semeton pasti udah sering ngalamin hal kaya gitu dan akhirnya milih buat rebahan aja di rumah. Huft, Bali emang makin macet aja sekarang, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, jumlah kendaraan bermotor di tahun 2021 ada 4,5 juta kendaraan, terus naik di tahun 2022 jadi 4,7 juta kendaraan dan terakhir di tahun 2023 jadi 5 juta kendaraan. Artinya tiap tahun ada lebih dari 200.000 kendaraan baru sedangkan jumlah ruas jalan di Bali dari tahun 2021-2023 cuman bertambah 17 km.


Pemerintah Provinsi Bali sudah menyediakan transportasi publik berupa Bus Trans Metro Dewata dan Trans Sarbagita agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke kendaraan umum. Namun menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia MTI Bali, perkembangan transportasi publik di Bali berjalan lambat karena jumlah trayek yang terbatas sehingga jangkauannya terbatas. Terbaru, Pemprov Bali mau bikin MRT (Mass Rapid Transit) buat ngatasin kemacetan dan groundbreaking proyek ini dilaksanakan pada September 2024.


Pemprov Bali mengaku kalo belum optimalnya kapasitas infrastruktur transportasi publik ini akibat dari banyak faktor, yaitu pesatnya perkembangan pariwisata, masyarakat yang kurang menggemari transportasi publik, dan kemudahan kepemilikan kendaraan pribadi. Sejauh ini, pemerintah bakal terus melakukan perbaikan terkait aksesibilitas dan layanan dari transportasi umum yang sudah ada.

Isunya kurang lengkap? Share isu kamu, nanti kita tambahin 👉

Menurut saya,

Menurut saya,

Isunya kurang lengkap? Share isu kamu, nanti kita tambahin 👉

Isunya kurang lengkap? Share isu kamu, nanti kita tambahin 👉

Menemukan konten yang kurang sesuai?

Jika kamu menemukan konten kami yang dirasa kurang sesuai, baik dari segi sumber informasi atau data, masukkan feedbackmu melalui feedback form atau kontak kami melalui contact@bijakdemokrasi.id, agar kami dapat mereview ulang.

Buka bagian

Buka bagian

Buka bagian